Prinsip kerja darisistem remdapat diringkas dengan kata-kata sederhana. Hal ini untuk mengubah gaya pedal rem pengemudi menjadi gesekan yang kuat melalui serangkaian sistem mekanis dan hidrolik yang kompleks, sehingga secara efektif memperlambat atau menghentikan pergerakan kendaraan. Proses ini melibatkan gesekan antara bantalan rem dan cakram rem, serta ban dan tanah, yang mengubah energi kinetik asli kendaraan menjadi energi panas.
Secara khusus,sistem remterutama terdiri dari bagian-bagian berikut: sistem kontrol, sistem hidrolik, sistem tenaga, sistem kontrol elektronik dan sistem eksekusi. Saat pengemudi menginjak pedal rem, maka oli rem pada sistem hidrolik akan diberi tekanan, dan tekanan tersebut akan disalurkan ke silinder rem setiap roda melalui pipa. Silinder rem kemudian akan memberikan tekanan yang kuat pada bantalan rem, sehingga bersentuhan erat dengan cakram rem dan menimbulkan gesekan, dan akhirnya memperlambat atau menghentikan kendaraan.
Pompa tenaga sistem rem membagi pompa menjadi dua ruang melalui diafragma. Saat mesin hidup, salah satu ruang akan menghasilkan ruang hampa sehingga membentuk perbedaan tekanan pada kedua sisi diafragma. Saat pengemudi menginjak pedal rem, perbedaan tekanan ini akan membantu gaya pengemudi dan bekerja pada master silinder rem secara bersamaan, sehingga meningkatkan efek pengereman.
Selain itu,sistem remjuga dilengkapi sistem pengereman anti-lock. Sistem ini memantau pergerakan roda melalui sensor kecepatan yang terpasang pada roda. Ketika sensor mendeteksi bahwa roda akan terkunci (yaitu berhenti berputar dan hanya meluncur di tanah), sistem ABS akan dengan cepat menyesuaikan tekanan bantalan rem agar sesekali bersentuhan dan terpisah dari cakram rem, sehingga roda dapat terus menggelinding dan meluncur selama proses pengereman. Keadaan ini dapat memastikan daya rekat antara roda dan tanah menjadi paling besar, sehingga memperpendek jarak pengereman dan meningkatkan keselamatan pengereman.